Jangan Meninggalkan Perangkat Sembarangan
Meninggalkan perangkat tanpa pengawasan juga sangat berbahaya. Saat terhubung dengan jaringan publik, peretas bisa melakukan apapun dengan perangkat.
Saksikan video di bawah ini:
Jangan Akses Informasi Sensitif
Mengakses informasi atau sistem sensitif sangat berbahaya. Apalagi jika menggunakan wifi publik. Para hacker berusaha mengumpulkan data-data pribadi untuk bisa masuk ke platform milik data pribadinya.
Video: Kesiapan Industri Telco Dukung Ambisi Digitalisasi Era Prabowo
Indonesia mengadakan Pemilihan Umum setiap lima tahun untuk memilih anggota legislatif dan presidennya. Pemilihan Umum di Indonesia melibatkan dua komponen utama: Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden.
Pemilihan Legislatif diselenggarakan untuk memilih anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi dan kabupaten/kota. Badan-badan ini memainkan peran penting dalam mewakili kepentingan rakyat dan membuat undang-undang di berbagai tingkat pemerintahan.
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR): MPR adalah badan legislatif tertinggi di Indonesia. Badan ini terdiri dari dua majelis: Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). MPR memiliki kekuasaan untuk mengubah konstitusi, menetapkan pedoman kebijakan negara, dan memilih presiden dan wakil presiden.
(2) Dewan Perwakilan Daerah (DPD): DPD mewakili daerah dan berfungsi sebagai badan permusyawaratan tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan otonomi daerah, peraturan perundang-undangan, dan kebijakan pemerintah.
(3) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR): DPR adalah majelis rendah MPR, dan anggotanya dipilih langsung oleh warga negara Indonesia. Badan ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengesahkan undang-undang, melakukan penyelidikan, dan mengawasi kinerja pemerintah.
(4) Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi dan Kabupaten/Kota (DPRD): Dewan ini bertugas mewakili kepentingan provinsi, kabupaten, dan kota di tingkat daerah.
Pemilihan Presiden berlangsung setelah Pemilihan Legislatif. Dalam pemilihan ini, warga negara Indonesia memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Calon presiden harus berkoalisi agar berpeluang memenangkan pemilu, karena Indonesia menggunakan sistem multipartai. Kandidat presiden yang memperoleh lebih dari 50% suara populer menjadi presiden. Jika tidak ada kandidat yang mencapai mayoritas langsung, pemilihan putaran kedua diadakan antara dua kandidat utama.
Selain kedua komponen Pemilihan tersebut di atas, Di Indonesia juga ada juga proses pemilihan kepala daerah, seperti gubernur, walikota, dan bupati di tingkat daerah. (Silahkan klik link berikut ini).
Demikian informasi tentang Pemilihan Umum di Indonesiasemoga bermanfaat.
Jangan Meninggalkan Perangkat Sembarangan
Meninggalkan perangkat tanpa pengawasan juga sangat berbahaya. Saat terhubung dengan jaringan publik, peretas bisa melakukan apapun dengan perangkat.
Source. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20240112083258-37-505050/pakai-wifi-di-tempat-umum-bahaya-jangan-lakukan-8-hal-ini
KONAWE - Pimpinan dan Anggota DPRD Konawe Sulawesi Tenggara jadi sorotan setelah beredar video viral rapat Dewan yang terhormat di sebuah tempat hiburan malam.
Inilah video yang viral di media sosial yang menunjukkan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara tengah menggelar rapat di tempat yang tidak biasa.
Bukan di gedung dewan atau gedung pertemuan pada umumnya, DPRD Konawe menggelar rapat di tempat dugem yakni D'Liquid Hotel Claro di Kota Kendari.
Berdasarkan informasi yang diperoleh KompasTV, Anggota DPRD Kabupaten Konawe menggelar rapat di tempat dugem D'Liquid, di Hotel Claro, Kota Kendari untuk membahas kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara tahun anggaran 2023. Rapat digelar selama 3 hari sejak 28 Juli 2022.
Rapat DPRD Konawe di tempat hiburan malam ini, mengundang kritik dari dari aktivis LSM dan warga Konawe. Selain menyayangkan lokasi rapat, warga juga menilai ada pemborosan anggaran.
TEMPO.CO, Jakarta - Mengakses internet melalui jaringan WiFi gratis di area publik memang menawarkan kemudahan dan kenyamanan. Namun, di balik kepraktisan tersebut, terdapat berbagai risiko yang harus diwaspadai. Para pakar keamanan siber terus mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati saat menggunakan WiFi publik, terutama dalam menjaga keamanan data pribadi mereka.
WiFi publik memiliki beberapa bahaya yang patut diwaspadai. WiFi publik umumnya belum terenkripsi dengan baik, sehingga berisiko terhadap keamanan data. Wifi publik merupakan salah satu kejahatan siber juga terjadi melalui sambungan WiFi publik.
Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin Anda hadapi saat menggunakan WiFi gratis tanpa kehati-hatian:
1. Data Pribadi Salah satu ancaman utama ketika menggunakan WiFi gratis adalah potensi pencurian informasi pribadi. Peretas dapat dengan mudah mendapatkan akses ke perangkat Anda jika jaringan Wi-Fi yang digunakan telah disusupi.
Dari situ, mereka bisa mencuri berbagai data sensitif seperti kredensial login, informasi keuangan, hingga foto-foto pribadi. Tanpa disadari, seluruh kendali atas data pribadi Anda dapat jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab, dan hal ini bisa berdampak serius pada keamanan serta privasi Anda.
2. Serangan SiberBagi para profesional dan pebisnis, koneksi internet adalah kebutuhan esensial. Mereka sering menggunakannya untuk mengakses email, mengunduh file, serta mengelola data pelanggan. Meski banyak perusahaan telah menerapkan langkah-langkah keamanan dalam mengurangi risiko, penggunaan WiFi publik tetap membuka celah serangan siber.
Selain ancaman dari peretas, Anda juga tidak pernah tahu apa yang dilakukan oleh penyedia Wi-Fi dengan data Anda. Beberapa penyedia layanan WiFi publik mungkin melacak aktivitas Anda dan menjual data tersebut kepada pihak ketiga, seperti pengiklan. Hal ini tentu menjadi risiko tersendiri bagi privasi dan keamanan bisnis yang Anda jalankan.
3. Serangan Man-In-The-Middle Serangan man-in-the-middle terjadi ketika seorang peretas meniru jaringan WiFi publik yang sah untuk menipu pengguna. Misalnya, ketika Anda menginap di sebuah hotel dan melihat jaringan WiFi bernama "SleepTyte", Anda mungkin tidak menyadari bahwa terdapat sedikit perbedaan ejaan dari jaringan resmi hotel. Setelah terhubung, Anda tidak akan menyadari bahwa segala aktivitas yang Anda lakukan sedang dipantau oleh peretas yang menyusup sebagai perantara.
Peretas ini bisa mendapatkan informasi login, kata sandi, dan data sensitif lainnya tanpa Anda sadari. Serangan semacam ini sangat berbahaya karena sulit dideteksi, dan pengguna sering kali merasa aman karena tampilan jaringan tampak normal dan berfungsi dengan baik.
Menggunakan WiFi publik memang memudahkan, namun risiko keamanan yang mengintai tidak bisa dianggap remeh. Sebaiknya, selalu waspada dan pastikan langkah-langkah keamanan seperti penggunaan VPN, pembaruan perangkat lunak, serta menghindari transaksi penting melalui jaringan publik, agar data pribadi dan bisnis Anda tetap terlindungi.
MICHELLE GABRIELA I NAUFAL RIDHWAN ALY I SABAR ALIANSYAH PANJAITAN
Pilihan Editor: 3 Risiko Gunakan jaringan WiFi Gratis di Tempat Umum
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jakarta, CNBC Indonesia - Jaringan wifi dapat ditemukan di mana pun. Hampir di semua tempat publik seperti cafe dan mal menyediakan wifi gratis.
Namun jaringan wifi publik tidak selalu aman. Meskipun wifi dilengkapi dengan password, tidak menjamin pengguna bisa selamat dari serangan siber.
Jadi Anda perlu berhati-hati saat sedang menggunakan wifi publik. Salah satunya tidak memasukkan data pribadi saat terhubung dengan internet.
Ada beberapa hal lagi yang jangan dilakukan saat menggunakan wifi publik. Berikut informasinya:
Jangan Membuat Akun Baru
Jangan pernah membuat akun baru saat menggunakan wifi publik. Karena mengisi akun dengan informasi pribadi seperti nama, alamat, hingga detail pembayaran sangat berbahaya. Anda bisa membuat akun baru saat hanya menggunakan jaringan wifi pribadi.
3. Jangan Verifikasi Data
Saat membuka layanan online biasanya pengguna diminta memberikan verifikasi data. Karena data pribadi untuk verifikasi bisa berpotensi berpindah ke tangan peretas.
Jangan Membuat Akun Baru
Jangan pernah membuat akun baru saat menggunakan wifi publik. Karena mengisi akun dengan informasi pribadi seperti nama, alamat, hingga detail pembayaran sangat berbahaya. Anda bisa membuat akun baru saat hanya menggunakan jaringan wifi pribadi.
3. Jangan Verifikasi Data
Saat membuka layanan online biasanya pengguna diminta memberikan verifikasi data. Karena data pribadi untuk verifikasi bisa berpotensi berpindah ke tangan peretas.
Jangan Bagikan File
Pertama jangan aktifkan pengaturan berbagi file saat menggunakan wifi publik. Karena saat wifi diambil alih peretas, mereka bisa mengakses file tersebut.
Selain itu jangan berbagi file menggunakan platform seperti Google Drive. Baiknya hanya melakukan membagikan file dengan jaringan internet pribadi.
Jangan Kirimkan Detil Pembayaran
Hindari untuk berbelanja online saat menggunakan wifi publik. Karena Anda harus melakukan detil pembayaran saat berbelanja.
Informasi ini bisa dimanfaatkan pelaku untuk melakukan kejahatan siber. Seperti phishing atau keylogging.
Di depan para bupati dan wali kota, Presiden Joko Widodo menegaskan, setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dalam kebebasan beribadah dan beragama. Presiden menyebut, kebebasan beragama dan beribadah dijamin oleh konstitusi, sehingga tak boleh ada larangan, termasuk larangan membangun tempat ibadah.
Kamis,18 Januari 2024 - 12:41:15 WIB
Jakarta, CNBC Indonesia - Jaringan wifi dapat ditemukan di mana pun. Hampir di semua tempat publik seperti cafe dan mal menyediakan wifi gratis.
Namun jaringan wifi publik tidak selalu aman. Meskipun wifi dilengkapi dengan password, tidak menjamin pengguna bisa selamat dari serangan siber.
Jadi Anda perlu berhati-hati saat sedang menggunakan wifi publik. Salah satunya tidak memasukkan data pribadi saat terhubung dengan internet.
Ada beberapa hal lagi yang jangan dilakukan saat menggunakan wifi publik. Berikut informasinya:
Jangan Transaksi dengan Mobile Banking
Sama seperti sebelumnya, membuka mobile banking juga sama berisikonya. Informasi yang dikumpulkan peretas dapat digunakan untuk menguras rekening para korbannya.